Halaman

Kamis, 26 Januari 2012

TULISAN AINK


Optimalisasi Kawasan Wisata di Sumbawa Selatan





Oleh : Akhir Fakhruddin



           Kabupaten Sumbawa menyimpan potensi besar sebagai tujuan wisata domestic maupun internasional.  Setelah pulau Bali, pulau Lombok kini merupakan alternatif sebagai tujuan wisata bagi turis domestik maupun asing. Beberapa hal yang menarik di pulau Lombok seperti keindahan alamnya  yang didukung dengan keragaman budaya antara lain budaya suku Sasak sebagai komunitas terbesar pulau Lombok dan sebagian komunitas keturunan Bali terutama di Lombok Barat yang masih mempertahankan budaya Bali. Hal tersebut menjadikan pulau Lombok memiliki keunggulan kompetitif yang mana turis bukan hanya dapat menikmati budaya suku Sasak dengan sebagian budaya primitifnya, akan tetapi juga dapat menikmati budaya Bali tanpa harus pergi ke Bali.
Bagaimana dengan pulau Sumbawa ?. Jika industri wisata di pulau Bali berimbas ke pulau Lombok, bukan suatu kemustahilan hal yang sama dapat terjadi di pulau Sumbawa. Semua tergantung kepiawaian dari pemerintah daerah dalam mengemas dan memprioritaskan percepatan industri wisatanya. Obyek wisata Gili Moyo sebagai pulau yang dikelilingi taman laut dan merupakan daerah konservasi sudah menjadi bagian promosi wisata pulau Sumbawa, bahkan Lady Diana yang merupakan ibu kandung dari pangeran William pernah berkunjung ke pulau tersebut. Namun pulau Moyo lebih banyak diminati oleh kalangan atas sehingga dapat dipastikan jumlah pengunjung terbatas.

           Selain pulau Moyo, wilayah pantai selatan yang memanjang dari wilayah kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa sampai kecamatan Sekongkang Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) memilki potensi wisata bahari yang tidak kalah menarik, gelombang pantai selatan yang khas dan keindahan pantai yang masih perawan dengan hamparan pasir putihnya yang terletak di Desa Emang Lestari dan Sampar Goal kecamatan Lunyuk merupakan kekayaan alam yang belum dikelola.

      Selain obyek alam sebagai daya tarik wisata, daya dukung budaya juga mutlak diperlukan untuk menambah khasanah dalam industri wisata. Daerah selatan pulau Sumbawa sebagian dihuni masyarakat transmigrasi dari pulau Lombok dan pulau Bali. Jika dipandang secara positif, ini merupakan nilai lebih di dalam pembangunan sektor wisata yang memiliki sustainibilitas ekonomi tanpa kekhawatiran akan terjadinya kerusakan alam permanen. Menghidupakan budaya Lombok dan Bali di bumi Sumbawa terutama pada komunitas Lombok dan Bali sebagai strategi percepatan pembangunan sektor wisata dan memiliki nilai promosi bagi investor untuk menanamkan modalnya di pulau Sumbawa.
     
      Daya dukung lain adalah infrastruktur jalan yang dapat mempermudah akses wisatawan berkunjung. Jalan lingkar selatan pulau Sumbawa yang sudah lama digagas semasa orde baru dan sementara ini baru menghubungkan dua Kabupaten di pulau Sumbawa sangat memungkinkan untuk dipercepat pembangunannya menjadi jalan yang layak dilalui kendaraan bermotor. Dibukanya jalan tersebut memiliki keuntungan tersendiri bukan hanya memajukan ekonomi antar wilayah melainkan akses pariwisata memungkinkan untuk dijual eksotismenya.
     
      Kini pembangunan akses infrastruktur di kawasan selatan Sumbawa telah dimulai, itu berarti pengembangan wisata maupun ekonomi akan menjadi kunci utama dalam membuka akses keterisoliran wilayah selatan yang selama ini orang pikirkan. Keberpihakan investor luar dalam pengembangan wisata di wilayah selatan utamanya Kecamatan Lunyuk memegang peran penting dalam membangun wisata pulau Sumbawa. Itu bukan hal yang mustahil ketika pasir putih, ombak besar pantai selatan, wisata batu pampang, tempat pemancingan di wilayah Telang mampu dijual keindahan dan kenyamanannya.
     
      Sudah seharusnya pemerintah Kabupaten Sumbawa membuat rencana pengembangan wisata di wilayah Selatan, karena tidak mustahil keindahan pulau moyo, pantai maci dan wisata lainnya mampu dikalahkan oleh keindahan wisata pantai selatan Lunyuk yang memiliki lokasi strategis untuk dikembangkan.
     
      
Penulis  adalah mahasiswa Akper  Samawa dan Ketua Ikatan Mahasiswa Lunyuk- Sumbawa (IMLS)

TULISAN AINK


MEMAKNAI PESAN YANG HILANG DALAM REFLEKSI TAHUN BARU
OLEH : AKHIR FAHRUDDIN
            Euforia pergantian tahun 2011 menuju tahun baru 2012 dimaknai oleh beragam cara dan prilaku kaum muda di era modernisasi ini, prilaku konsumtif ketika pergantian tahun baru kerap kali muncul dalam benak dan pikiran sebagai cara merayakan sekaligus mengenang kisah-kisah dari masa lalu yang penuh dengan kenangan dan penyesalan menuju tahun baru yang penuh dengan harapan dan impian.
            Dikalangan anak-anak muda yang tinggal di pedesaan, memaknai pergantian tahun baru umumnya dilakukan dengan cara yang sederhana, mulai dari mengaji, mendengarkan ceramah dari guru agama atau guru ngaji, serta ber tafakkur merenungkan sikap dan tindakan yang dilakukan di tahun sebelumnya sebagai modal perbaikan diri di tahun mendatang. Sikap yang ditunjukkan oleh kaum muda di pedesaan itu memiliki nilai yang sangat tinggi untuk dimaknai sekaligus direnungkan oleh para kaum muda di perkotaan yang 80 persen merayakan pergantian tahun baru dengan cara yang mereka anggap baik  namun oleh sebagian kalangan menganggapnya kurang positif seperti aksi kebut-kebutan menggunakan motor, menyalakan petasan dan kembang api, duduk berduaan dengan kekasih serta cara-cara lain yang tidak mendukung terbentuknya perubahan prilaku dari yang negatif  ke yang positif.
            Memaknai pergantian tahun baru sebenarnya harus direfleksikan dengan cara-cara yang baik sehingga makna pergantian tahun akan lebih hikmat, hal itu cenderung dimaknai oleh para orang tua, tokoh agama dan tokoh masyarakat, namun tidak menyentuh kalangan muda yang notabene nya adalah generasi penerus bangsa. Sebenarnya ada kesalahan dalam transformasi ilmu dari kalangan tua ke kalangan muda tentang sikap dan cara memaknai pergantian tahun sehingga menimbulkan beragam warna dan corak perayaan tahun baru di berbagai wilayah dan daerah. Para orang tua dan pengajar saat ini cenderung lebih menekankan pada aspek teori dari pengembangan prilaku dan transformasi ilmu kaum muda, namun dalam aspek aplikasi ilmu masih dirasakan belum maksimal. Hal itulah yang mungkin menjadi salah satu penyebab hilangnya kebiasaan baik dari kaum muda itu sendiri.
            Rasulullah SAW pernah berpesan seribu tahun yang lalu kepada manusia untuk senantiasa “ mengejar kehidupan dunia seolah-olah manusia tidak akan pernah merasakan mati dan diperintahkan untuk mengejar kehidupan akhirat seolah-oleh manusia akan mati esok hari “.  Apa pesan yang dapat kita ambil dari makna perkataan rasul tersebut…….? Tentu kita boleh memaknainya dari sudut pandang yang berbeda, namun secara universal pesan dari perkataan tersebut memerintahkan kepada manusia untuk senantiasa mengingat dan melaksanakan amalan-amalan  untuk akhirat sebelum lebih jauh larut dalam kenangan manis duniawi yang  sesaat dan tidak membuat manusia merasa puas. Memang  terasa sulit untuk bisa merubah paradigma berfikir di kalangan muda saat ini, namun  transformasi ilmu secara terus menerus akan bisa merubah prilaku itu meskipun butuh kesabaran untuk diterapkan.
            Berbicara mengenai pesan yang hilang dari makna pergantian tahun baru, saya memiliki kisah menarik tentang seorang remaja yang dengan penuh pengharapan meminta uang kepada orang tuanya untuk memenuhi keperluan kuliah namun pada kenyataannya uang kiriman tersebut digunakan untuk berfoya-foya membeli minuman keras, rokok serta hal-hal yang tidak bermanfaat di saat malam pergantian tahun baru. Mereka tidak memikirkan bagaimana orang tua dengan susah payah mencari uang untuk memenuhi kebutuhan kuliah, namun disia-siakan oleh anak mereka sendiri. Kisah tersebut merupakan suatu gambaran dari gagalnya transformasi ilmu dari orang tua ke anak.
            Sudah saatnya generasi muda merubah prilaku memaknai pergantian tahun baru dengan hal-hal yang positif dan lebih bermakna, karena dampak dari prilaku positif akan membawa sesorang untuk terus bersikap dan berfikir positif selain itu tradisi memeriahkan pergantian tahun juga akan lebih memiliki makna dan pesan untuk mengevaluasi diri, introspeksi diri dan bukan sekedar jalan-jalan, kebut-kebutan serta bermain petasan.
Penulis adalah Mahasiswa Akper Samawa

Pemuda Sebagai Generasi Penerus Bangsa....... Refleksi Tahun Baru 2012


Rasullallah SAW bersabda : “Peliharalah lima perkara sebelum datang lima perkara (peliharalah) masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan periharalah hidupmu sebelum datang matimu”.
                Akhir-akhir ini kita banyak dikejutkaan oleh berbagai macam persoalan yang dialami oleh pemuda saat ini, mulai dari praktek perzinaan, narkoba serta mempertahankan sikap apatisme. Hal tersebut diatas merupakan sedikit dari sekian banyak persoalan yang mendera kaum muda saat ini. Adanya anggapan bahwa masa muda merupakan masa-masa yang berbunga dan seolah-olah segala kegiatan yang dilakukan tidak memperdulikan apakah kegiatan tersebut bermanfaat dan sesuai dengan norma agama. Pemuda saat ini telah dibelenggu oleh Manhaj (system hidup) yang keliru dengan menjadikan masa muda sebagai bentuk pelampiasan, sehingga mereka dengan sempit memikirkan bahwa ada masa tua yang merupakan masa pertaubatan.
                Hadist Rasullullah seperti yang saya paparkan diatas patut menjadi bahan renungan buat kita semua terutama para generasi muda,  Salah satu bait hadist dijelaskan bahwa manusia diingatkan untuk senantiasa memelihara masa mudanya sebelum datang masa tuanya. Hadist ini saya hubungkan dengan perilaku kaum muda saat ini yang kondisinya sangat memprihatikan. Rasullullah SAW mengingatkan kepada kita agar masa muda dijadikan sebagai masa untuk terus belajar dan menggali segala rahasia –rahasia yang Allah SWT tetapkan. Selain itu Rasullullah SAW mengingatkan kita agar selalu disiplin dalam melakukan pekerjaan dimasa muda karena manusia tidak akan mengetahui apa yang akan terjadi dimasa tuanya. Hadist diatas sangat menarik untuk diambil makna dan hikmanya, karena keseluruhan hadist mengajak manusia untuk melakukan pendisiplinan diri.
                Berbicara mengenai moralitas kaum muda saat ini yang cenderung kepada kemaksiatan, tentu sebagai orang yang beriman dan mempunyai hati kita mesti dituntut untuk saling mengingatkan. Membangun moralitas remaja saat ini harus kita lakukan dengan berbagai upaya dan langkah konkrit sebagai sebuah usaha untuk mengubah persepsi remaja yang selama ini kontradiktif dengan ajaran agama serta menyimpang dari aturan yang ada di masyarakat.
Ada persoalan mendasar yang menjadi penyebab runtuhnya moralitas pemuda :
1.    Pemuda kehilangan panutan
Saat ini apabila kita melihat generasi muda yang cenderung bersikap ke arah yang negatif,  dikarenakan oleh generasi muda kita kehilangan orang yang pantas dan patut dijadikan panutan dan teladan. Remaja kita sekarang ini ditempa krisis keteladanan. Metode ceramah dan tulisan sebagai bentuk pembinaan di sekolah dan perguruan tinggi kurang begitu mengikat dan hanya dijadikan sebagaai pelajaran dan perkataan yang bersifat semu. Fenomena yang terlihat saat ini banyak generasi muda yang menjadikan artis sebagai teladan tokohnya, ada pula generasi muda yang menjadikan bintang sepak bola sebagai tokoh panutannya, sehingga segala waktu dan kegiatannya hanya untuk menonton pertandingan sepak bola dan membeli baju dari pemain bintangnya. Sangat sedikit generasi muda yang memanfaatkan waktu tengah malam untuk bermuhassabah dan menjadikan Rasullullah SAW sebagai suri tauladan dan panutan, padahal sesungguhnya apabila segala tingkah laku, tutur kata Rasullullah SAW kita ikuti, maka moralitas generasi muda saya yakin pasti akan berubah.  

2.    Kurangnya pembinaan terhadap generasi muda
Fakfor kurangnya pembinaan pendidikan terhadap generasi muda saat ini kurang berlandaskan pada prinsip muqarabatullah (pengawasan oleh Allah swt) tetapi yang terjadi para pemuda hanya merasakan pengawasan dari guru, hakim dan petugas keamanan yang jika mereka tidak melihat, mereka dengan leluasa melampiaskan nafsu syahwatnya, mereka berlomba-lomba melakukan kesalahan dengan menggunakan segala potensi yang dimiliki untuk menghancurkan umatnya. Bukan sebaliknya membangun dan mengoptimalkan potensi yang ada. Sungguh ironis generasi muda saat ini yang kehilangan kepekaan terhadap ajaran Alqur’an dan hadist. Agama yang seharunya dijadikan sebagaai system hidup justru berubah haluan, pelajaran agama hanya dipandang sebelah mata dan hanya dijadikan sebagai kajian teoritis yang dipandang sebelah mata. Persoalan-persoalan diatas masih menjadi masalah besar yang tengah dihadapi generasi muda bangsa kita saat ini. Perlu adanya peran dari berbgai kalangan mulai dari keluarga, guru dan masyarkat serta berbagai pihak untuk dapat merubah persoalan-persoalan tersebut. Kita harus memikirkan dan harus peduli bahwa masa muda adalah masa penanaman aqidah dan akhlak, masa dimana mereka harus lebih giat dan lebih aktif dalam merperjuangkan nilai-nilai islam. Bukan sebaliknya masa muda dijadikan sebagai masa untuk bermain-main, masa pelampiasan nafsu syahwatnya dan masa berhura-hura.
Rasullullah SAW bersabda : “Tidak akan bergeser kaki seseorang hamba paada hari kiamat nanti (ke surga dan neraka) hingga mereka dipertanyakan beberapa hal, tentang usianya digunakan untuk apa, masa mudanya digunakan untuk apa,ilmunya dimanfaatkan untuk apa hartanya digunakan untuk apa”.   
                Makna dari hadist diatas adalah  bagaimana generasi muda bisa memperjelas tujuan hidupnya dalam menapaki masa mudanya. Hadist yang mulia diatas memberikan kita petunjuk bahwa betapa besar masa muda dalam hidup manusia meskipun masa muda adalah masa yang terbatas namun Allah SWTi diakhirat nanti akan memberikan pertanyaan khusus tentang masa muda. oleh karena itu lewat tulisan yang singkat ini semoga generasi muda kedepan terus sadar dan tetap menjadi generasi muda yang penuh solusi.
Oleh : Akhir Fahruddin
Penulis adalah Mahasiswa Akper Samawa dan Ketua Ikatan Mahasiswa Lunyuk-Sumbawa